Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Menjemput Jodoh Dengan Sholat Istikharah

Lega rasanya bisa mencurahkan segala isi hati. Berbagi goresan pena ini seolah menasehati diri sendiri. Jangan hingga kegalauan semakin merusak hati. Semoga menginspirasi sahabat dekat-teman erat sesama muslimah yang sedang menanti cinta sejati.

Banyak yang bilang, jodoh itu misteri, penuh teka-teki. Karena tidak bisa diterka inilah yang kadang membuat orang merasa gelisah dan resah ketika memikirkan jodohnya. Tidak sedikit yang khawatir salah pilih atau malah tidak ada yang memilih. Hal ini masuk akal saja lantaran jodoh itu tidak bisa ditebak, dengan siapa nantinya akan bersanding. Yang sudah dipertemukan saja seringkali merasa resah dengan pilihannya apalagi yang belum dipertemukan sementara usia semakin hari semakin bertambah. Dalam hati pastinya sering bertanya-tanya Ya Allah, masih adakah jodoh untukku ? kemudian siapakah jodohku ? Yang niscaya dia ialah sosok terbaik berdasarkan Allah. Baik, kalau hal itu dimaknai sebagai motivasi lantaran sosoknya yang mempesona dari segi agama dan akhlaknya. Tentunya jawabanan atas pertanyaan siapa ini kembali kepada diri kita masing-masing, seberapa sungguh-sungguh diri kita untuk memperbaiki diri biar layak bersanding dengan dia yang baik agama dan akhlaknya itu.

Nah, biar tidak resah berkepantidakboleh, lebih baik sholat istikharah yuk. Mohon petunjuk dan gampang-gampangan dijawaban oleh Allah.

Lega rasanya bisa mencurahkan segala isi hati Menjemput Jodoh dengan Sholat Istikharah

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) engkau menyukai sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu; Allah mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

Pengertian shalat istikharah

Shalat Istikharah ialah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah biar dipilihkan diantara beberapa pilihan yang paling baik untuk dilaksanakan. Manusia ialah makhluk yang lemah dan sangat butuh proteksi Allah dalam setiap urusannya. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki, insan tidak akan mengetahui kasus yang ghaib. Ia juga tidak mengetahui manakah kejadian yang baik dan jelek pada masa yang akan hadir. Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa yang mengatur segala urusan ialah Allah Ta’ala. Dialah yang mentakdirkan dan menentukan segala sesuatu sesuai yang Dia kehendaki pada hamba-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68) وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (69) وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ – القصص : 68 – 70
Dan Rabbmu membuat apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan spesialuntuk kepada-Nyalah engkau dikembalikan” [QS. al-Qashash: 68-70].

Dasar aturan shalat istikharah

Tuntunan shalat istikharah didasarkan pada hadits sahih yang bersumber dari sahabat erat Jabir bin ‘Abdillah r.a. Dia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap kasus atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur’an. Beliau berkata: “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…. [HR. al-Bukhari].

Berdasarkan hadits di atas, al-‘Allamah al-Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa “sebagian ulama menerangkan: tidak sepantasnya bagi orang yang ingin menjalankan di antara urusan dunianya hingga ia meminta pada Allah pilihan dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikharah. Jadi, shalat istikharah ialah salah satu amalan yang biasa dilakukan oleh seorang muslim setiap akan melaksanakan suatu urusan.

Namun demikian, para ulama bersepakat bahwa shalat istikharah bukan termasuk amalan wajib (fardlu), melainkan dianjurkan (mustahab/sunnah). Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW tersebut di atas yang berbunyi: “maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib. Selain itu, pendapat ini juga didasarkan pada jawabanan Rasulullah SAW ketika seorang laki-laki bertanya tentang Islam. Beliau SAW menjawaban: “shalat lima waktu sehari semalam”. Lalu ia tanyakan pada Nabi SAW:
هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ « لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ »
Apakah saya mempunyai kewajiban shalat lainnya?” Nabi SAW pun menjawaban: “Tidak ada, kecuali kalau engkau ingin menambah dengan shalat sunnah” [HR. Bukhari dan Muslim].

Waktu shalat istikharah

Shalat istikharah boleh dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melaksanakan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam [HR. Jama’ah kecuali Bukhari]. Akan tetapi, kalau shalat istikharah tidak bisa diundur atau dibutuhkan dikala itu juga, maka sebagian ulama berpandangan bahwa hal itu boleh dikerjakan dikala itu juga walaupun pada waktu yang terlarang.

Shalat istikharah sangat dianjurkan untuk meminta petunjuk kepada Allah atas segala urusan yang bersifat mubah ibarat JODOH, perdagangan, pilihan kawasan study, perjalanan (safar) dan sebagainya.

Sebagian ulama berpandangan bahwa melaksanakan istikharah tidak harus dengan shalat khusus, tapi bisa dengan tiruana shalat sunnah. Artinya, seseorang bisa melaksanakan shalat rawatib, dhuha, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya, kemudian setelah mengerjakan shalat dia membaca doa istikharah. Pandangan tersebut didasarkan pada hadits tentang shalat istikharah di atas yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
Kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu…
Dalam hal ini, Imam an-Nawawi mengatakan:
والظاهر أنها تحصل بركعتين من السنن الرواتب ، وبتحية المسجد، وغيرها من النوافل
Dan yang jelas, doa istikharah bisa dilakukan setelah melaksanakan shalat rawatib, tahiyatul masjid, atau shalat sunnah lainnya” [Bughyatul Mutathawi’, hlm. 45].

Shalat istikharah boleh dilakukan berulang kali dalam urusan yang kita inginkan untuk mohon petunjuk kepada Allah. Sebab, istikharah ialah doa, dan tentu saja boleh dilakukan berulang kali.


Teknik melaksanakan shalat istikharah

1. Bersuci, baik berwudhu atau tayammum.
2. Niat Solat Istikharah :

Lega rasanya bisa mencurahkan segala isi hati Menjemput Jodoh dengan Sholat Istikharah
Usholli Sunnatal Istikhoroti Rak'ataini Lillahi Ta'ala:
"“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat lantaran Allah Ta’ala".
Rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah al-Kafirun. Dan rakaat kedua setelah membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ikhlas. Lalu salam dan membaca doa shalat istikharah.

3. Doa Istikharah

Lega rasanya bisa mencurahkan segala isi hati Menjemput Jodoh dengan Sholat Istikharah
“Ya Allah hamba memohon biar Tuhan memilihkan mana yang baik berdasarkan Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan mempersembahkan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung lantaran bergotong-royong Tuhan yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, kalau Tuhan mengetahui, bahwa duduk kasus ini (Sebutkan masalahnya)........baik bagi hamba, dan baik pula kesannya bagi hamba, maka diberilah kasus ini kepada hamba, dan gampangkanlah ia bagi hamba, kemudian diberikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan kalau tidak baik kesannya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan diberilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”

4. Doa Memohon Jodoh
Ya Allah kalau dia ialah yang terbaik untukku, izinkan saya menjauhinya demi kesuciannya. Menjaganya selalu dengan doa, untuk tak melihatnya dengan rasa nafsu belaka.

Ya Allah kalau dia ialah yang terbaik untukku. Semoga dia ialah perempuan sholeha. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan berilmu menjaga diri dengan do'a-do'a. (dibaca oleh pria)

Ya Allah kalau dia ialah yang terbaik untukku. Semoga dia ialah laki-laki sholeh. Berbakti kepada ayah bundanya. Selalu menangis karenaMu Ya Robb dan berilmu menjaga diri dengan do’a-do’a. (dibaca oleh wanita)

Jawaban dari sholat istikharah


Menikah dengan orang yang sempurna ialah cita-cita tiruana orang. Bertemu dengan laki-laki baik yang bisa menjadi imam serta membimbing dalam ketakwaan sudah niscaya menjadi harapan tiruana muslimah. Ketika ada yang meminang atau mungkin mengajak taaruf tentu diharapkan kemantapan hati biar jodoh yang hadir ialah yang terbaik. Makara di pertama benar-benar dibutuhkan kemantapan hati, keyakinan hati kalau itulah yang terbaik berdasarkan Allah.

Sesudah melaksanakan ikhtiar dan sholat istikharah, yang menjadi pertanyaan ialah dalam bentuk apa Allah menunjukkannya. Sebagian orang beranggapan bahwa jawabanan istikharah akan Allah sampaikan dalam mimpi. Ini ialah anggapan yang sama sekali tidak berdalil, alasannya tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.

Syaikh Masyhur Hasan Salman hafizhahullah mengatakan: mimpi tidak bisa dijadikan contoh aturan fikih. Sebab di dalam mimpi, setan mempunyai peluang besar untuk memainkan perannya, sehingga bisa jadi setan memakai mimpi untuk mempermainkan manusia.

Nabi Muhammad SAW bersabda:
الرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ : فَبُشْرَى مِنَ اللهِ ، وَحَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ – أحمد
Mimpi ada 3 macam, (yaitu) diberita besar hati dari Allah, dari bisikan hati, dan ketakutan dari setan” [HR. Ahmad].

Beliau juga membuktikan bahwa mimpi tidak bisa untuk memutuskan hukum, namun spesialuntuk sebatas diketahui. Dan tidak ada kekerabatan antara shalat istikharah dengan mimpi. Karena itu, tidak disyaratkan, bahwa setiap istikharah niscaya diikuti dengan mimpi. Hanya saja, kalau ada orang yang istikharah kemudian dia pulas dan bermimpi yang baik, bisa jadi ini ialah tanda baik baginya dan melapangkan jiwanya. Tetapi, sekali lagi, tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi.

Mengutip pendapat Imam An-Nawawi tentang mimpi, dia menyampaikan mimpi ialah kasus yang sangat lemah. Apalah kualitas mimpi kita apalagi kita bukan insan yang dijamin oleh Rasulullah SAW. Imam An-Nawawi juga memberikan mimpi kita ialah buah dari hawa nafsu-hawa nafsu yang muncul dari alam bawah sadar kita. Maka bergotong-royong tidakbolehlah kita meletakkan kasus yang haq ini pada kasus yang menduga-duga ibarat mimpi. Jadi sekali lagi mimpi tidak bisa dan tidakboleh dijadikan patokan dari istikharah kita. Yang menjadi ukuran dari istikharah kita ialah kemantapan serta keyakinan hati terhadap hal itu.

Demikianlah, semoga kita tidak resah lagi dan kembali meningkatkan ikhtiar dan senantiasa bermunajat kepada yang mempersembahkan jodoh yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.

Karena bagaimanapun jodoh ialah misteri, tidak ada yang tau tentang siapa jodoh kita, namun kabar baiknya Allah sudah memdiberi sedikit bocoran tentang jodoh kita yang mana kalau hal ini kita jadikan sebagai contoh tentu akan menjadi solusi utama kegalauan dan kegelisahan kita.
Allah membocorkan Rahasia tentang jodoh didalam surat An-nur Ayat 26 :
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik ialah untuk perempuan yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik. (Qs. An Nur:26)
Pada ayat diatas Allah membuktikan laki-laki yang baik spesialuntuk untuk perempuan yang baik begitu juga sebaliknya. Disini kita mendapat sebuah petunjuk kalau jodoh itu ialah cerminan diri kita, ia sebagaimana diri kita. Jika kita shaleh, taat, suka membaca Al-quran, baik etika dan prilakunya In syaa Allah, Allah akan pertemukan juga dengan orang yang ibarat itu.

Semoga Allah berkenan mendekatkan jodoh kita dengan seseorang yang baik akhlaknya, sholeh/sholehah, baik untuk agama, dunia, dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.