Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Seputar Aturan Hibah / Pesangon Terkait Dengan Jabatan


Seputar Hukum Hibah / Pesangon Terkait melaluiataubersamaini Jabatan. melaluiataubersamaini perkembangan politik di negara kita yang semakin demokrasi, membawa berkah bagi pemegang jabatan, baik organisasi masyarakat maupun organisasi social politik. Tidak ketinggalan pula, jabatan dalam birokrasi, forum pendidikan dll.

Tugas-tugas yang dilaksanakan mereka, yaitu masuk akal sesuai dengan job dan bidangnya masing-masing, dan mereka dengan jabatan yang dipegangnya akan menambah kewibawaan dan penghormatan yang lebih, dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Pemerintah, perusahaan maupun perorangan dalam mempersembahkan penghargaan kepada pemegang kekuasaan tersebut, dengan tanpa adanya ketentuan syarat dalam penerapan. Termasuk pesangon yang terkait dengan jabatan yang di pundaknya. Apakah untuk organisasi maupun untuk pribadi, sehingga pelaku komponen organisasi susah memisahkannya.

Ada pula dalam pemdiberian pesangon, transport, berkait dengan segumpal harapan, atau alasannya yaitu takut terbongkar kejelekannya yang berakibat membahayakan usaspesialuntuk, ibarat yang dilakukan perusahaan untuk mendapat derma aturan dikala dihadapkan dengan pejabat yang berkompeten dengannya.

Pertanyaan:
a. Untuk siapakah sangu, pesangon yang didiberikan pada seseorang berkait dengan jabatan yang sedang diembannya, dengan tanpa ada keterangan?
b. Bolehkah ia memanfaatkan hasil pemdiberian itu untuk dirinya pribadi?
c. Bolehkah beliau memakai jabatannya untuk menampakkan kewibawaan di hadapan orang lain?

Jawaban:
a. Jika pemdiberian dimaksud untuk membatalkan yang hak atau membenarkan yang batil maka tergolong risywah dan haram diterima. Apabila tidak tergolong risywah, maka pemdiberian tersebut menjadi hak sesuai dengan maksud pemdiberi, dan kalau tidak diketahui maksud pemdiberi, maka menjadi pemilik penerima. Kecuali, apabila terdapat indikasi atau sopan santun pemdiberian tersebut ditujukan untuk selain penerima, maka terjadi khilaf. Menurut sebagian ulama, menjadi milik peserta dan berdasarkan sebagian yang lain, diadaptasi dengan kebiasaan yang berlaku.
b. Jawaban ikut pada jawabanan sub a.
c. Tidak terbahas.

إعانة الطالبين،3/183-184) دار الفكر
(فروع) الهدايا المحمولة عند الختان ملك للأب وقال جمع للإبن. فعليه يلزم الأب قبولها ومحل الخلاف اذا أطلق المهدى فلم يقصد واحدا منهما والا فهي لمن قصده اتفاقا. الى أن قال... وبهذا يعلم أنه لانظر هنا للعرف، اما مع قصد خلافه فواضح وأما مع الإطلاق فلإن حمله على من ذكر من الأب والخادم وصاحب الفرح نظرا للغالب أن كلا من هؤلاء هو المقصود هو عرف الشرع فيقدم على العرف المخالف له. اهـ

تحفة الأحواذ ي بشرح جامع الترمذي
(وله لعن رسول الله صلعم الراشي والمرتشي في الحكم ) زاد في حديث ثوبان والرائش يعني الذي يمشي بينهما رواه أحمد قال إبن الأثير في النهاية الرشوة والرشوة الواصلة إلى الحاجة بالمصانعة واصله من الرشى الذي يتوصل به الى الماء فالراشي من يعطي الذي يعينه على الباطل . والمرتشي الأخذ والرائش الذي يسعى بينهما يستزيد لهذا او يستنقص لهذا الخ

Hasil keputusan Bahtsul Masail PWNU di PP. Sidogiri pada tanggal: 02-03 J. ULA 1426 / 09-10 JUNI 2005